JalanSemut - Hari Kanker sedunia diperingati setiap hari 4 dijuluki sebagai pembunuh nomer 1 bagi manusia. Penyaki ini tidak memandang usia maupun latarbelakang penderitanya. Baik kaya maupun miskin, anak anak, orang dewasa, proa maupun wanita bisa terkena.
Di Negara-negara berkembang. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian. Sedangkan Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian terbesar nomor 3 setelah penyakit jantung. Adapun definisi kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali, menyerang jaringan biologis didekatnya dan bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sytem limfatik, disebut juga metastsis. Kanker juga biasa dikenali dengan suatu perubahan sel normal menjadi abnormal atau ganas.
"Kanker itu tidak menular kok, jadi jangan jauhi penderitanya. " ungkap Sabtrin Alvie Amelia, gadis yang menyidam kanker darah namun terlah berhasil survive dan sembuh. Sabrin juga mengatakan bahwa meskipun jangan sampai kita menjauhi penderita kanker, namun harus extra hati hati ketika berada didekat dengan mereka..
" Bukan karena menular, hanya saja kondisi tubuh yang sangat mudah turun membuat para penyandang kanker mudah tertular virus dari luar," jelas Alive lebih lanjut. Seperti membuktikan ucapal Alvie, penulis mengalami sendiri betapa kondisi tubuh siapapun yang ingin bertemu dengan pingidap kanker harus dalam kondisi yang bernar benar fit. Beberapa kali penulis batal menemui narasumber karena penulis terserang batuk. Meskipun sekecil apapun harus menjadi perhatian extra.
"Alhamdulilah sekarang sudah banyak yang sembuh dari kanker. Semangat ini hidup tidak akan kalah dengan anak-anak noermal lainya," ucap Alvie menutup perbincangan singkat ini.
Kisa ketegaran menghadapi anak yang menderita kangker, diungkapkan Ny Nurwidayari. "Saya Kaget, bingung, sedih, saat itu sampai sampai saya tidak bisa makan" ucap Ny Nurwidayati, mengenang saat itu pertama kali mengehatui bahwa putri keduanya mengidap kanker darah. Apa yang dirasakan oleh wanita kelahiran Gunungkidul ini adalah hal yang sangat lazim bagi para keluarga dan orang orang terdekat pengidap kanker
Banyak diantara mereka yang justru malah menyakiti diri sendiri dengan mengurung diri, mogok makan, dan bebagai aktifitas yang hanya semakin menurunkan kondisi mental dan kesehatan mereka. Padahal sebagai orang terdekat, keberadaan dan dukungan merekalah yang paling dibutuhkan oleh para pengidap kanker untuk berjuang melawan penyakitnya. Meskipun kadang justru luput dari perhatian, kesehatan psikis dari orang orang terdekat dari penderita kanker adalah hal krusial yang tak bisa dipandang sebelah mata. Karena dari orang-orang inilah semangat untuk sembuh mengalir di diri para penjuang kanker.
Hal serupa juga sempat menghadang Nurwidiyati. "Saya sempat males menjalani hidup," ungkapnya. namun hal itu tidak berlarut larut membelenggung kehidupanya. Ia memiliki prinsip harus sehat, harus kuat untuk anak terncintanya Hanum.
"Bagaimana saya mau menguatkan anak saya kalau saya sendiri masih lemah. Saya harus menguatkan dri saya terlebih dahulu, harus," tutur ibu tiga anak ini. Selain menguatkan diri sendiri, Nurwidayati juga mengungkapkan betapa antar keluarga dari pada pengidap kanker memliki rasa persaudaraan yang sangat erat.
"Kami semua saling menguatkan. kami saling mengautkan saat melihat anak-anak kami dalam prosses pengobatan yang menyakitkan," ujarnya.
A;lih alih ternggelam dalam kesedihan akhirnya hal sebaliknya berhasil dilakukan oleh Nurwidayati dan keluarganya. Mereka tetap menciptakan suasana keluarga yang nyaman dan ceria. "Saya sering ajak dia bercanda, kami bermain bersama, dia mau makan apa saya belikan. Tidak pernah saya perlakukan dia seperti anak sakit," jelasnya.
Meskipun Hanum, putri kecilo mereka akhirnya dipanggil berpulang setelah menjalandi kemoterapi yang ke empat, Nurwidayati mengakut tetap bersyukuratas segala sesuatu yang telah terjadi. Wanita yangakhirnya memutuskan untuk berjilbab usai ujian kehidupan ini mengaku sama sekali tidak histeris saat anaknya berpulang. "Takdir itu benar," tegasnya.
Kisa pernjuangan menghadapi kanker juga diceritakan seseorang reamaja sebut saja namanya Rano, remaja berusia 17 tahun ini bahnkah bukan hanya sekali harus menghadapi ganasnya kanker. Pada usia sekitar 10 tahun, ia didiagnosa terkena leukimia atau kanker darah. Itu juga membuatnya melupakan hobi berolahraga terutama sepak bola. Melalui pengobatan yang intesif, akhirnya Rano sembuh.
beberapa tahun kemudian, Rano harus kembali menhalani rutinitas kemoterapi. Kali ini bukan lagi kanker darah, namun ada sel kanker disumsus tilang belakangnya, Rano harus kembali bergelut dengan kanker, dokter mengisyaratkan dia harus rutin memeriksakan sel kankernya, setidaknya untuk 5 tahun kedepan. Untungnya dukungan orang orang terdekat terutama orang tuanya menjadi penyemangatnya.
Mengutip Yayasan Kanker Indonesia. kanker sering dikelan oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker, Tumor adalah benjolan tidak normal atau abnormal. TUmor dibagi dalam 2 golongan yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua golongan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan disekitarnya. penderta kanker tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk meastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu: buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan. Suara serah atau batuk tidak sembuh-sembuh. Payudara atau ditempat lainya ada benjolan (tumor) Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan semakin gatal. Darah atau lendir yang abdonmal keluar dari tubuh. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh sembuh.
Perhatian lebih dibutuhkan oleh penertia kanker. Perhatian ini sangat memperngaruhi kondisinya dalam menjalani kehidupan. Faktor internal yang harus ada dari dalam diri penderita selalu menjadi hal yang paling sulit untuk ditumbuhkan . Dari dalam dirinya, harus selalu bermuncul motivasi untuk menjalani hari-harinya. Sulit atau mudahnya penderta dalam bersosialisasi tergantung dengan dirinya sendiri, lingkungan, serta keparahan penyakitnya.